PERAN PASAR MODAL TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
PERAN
PASAR MODAL TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
Abstrak
Pasar modal merupakan
salah satu pasar yang mempertemukan penjual dan pembeli dengan komoditas yang
di perdagangkan berupa saham perusahaan dan surat hutang Negara. Pasar modal dipandang sebagai salah satu
sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan
Karena pasar modal merupakan wadah yang dapat menggalang pengerahan dana
jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif.
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.
Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan.
Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan
dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas. Pasar modal memiliki posisi yang sangat penting dan
vital dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Kemajuan teknologi serta
tingginya arus globalisasi membuat pasar modal Indonesia dapat menjadi icon pasar modal Asia Tenggara.
Dengan berkembangnya pasar modal maka permodalan perusahaan akan berjalan
lancer sehingga akan berdampak dengan penghasilan masyarakat yang meningkat
serta pembangunan ekonomi nasional yang merata.
Kata kunci : pasar modal,pembangunan ekonomi,
.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pembangunan
suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit. Dalam
pelaksanaannya pembagunan ekonomi suatu negara diarahkan untuk berlandaskan
kepada kemampuan sendiri, disamping memanfaatkan dari sumber lainnya sebagai
pendukung. Sumber pembiayaan pembangunan ekonomi dari luar tidak mungkin
selamanya diandalkan untuk pembangunan secara merata. Oleh sebab itu, perlu ada
usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan dana investasi yang bersumber dari
dalam negeri, yaitu : tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, dan penerimaan
devisa.
Salah
satu ciri Negara yang sedang berkembang adalah tingkat tabungan masyarkata
masih rendah, sehingga dana untuk investasi menjadi tidak mencukupi. ( Bruce Lloyd: 1976, hal., 46.) Untuk
mengatasi kelangkaan dana itu banyak negara yang sedang berkembang terlibat
dengan pinjaman luar negeri. Meskipun disadari tabungan masyarakat dinegara
berkembang masih rendah dibanding dengan negara-negara maju, tetapi yang lebih
penting dalam era pembangunan ini adalah mengusahakan efektivitas pengarahan tabungan
masyarakat itu kepada sektor-sektor yang produktif. Dalam rangka meningkatkan
pengerahan tabungan masyarakat itu, lembaga keuangan perbankan maupun
non-perbankan perlu dituntuk bekerja keras lagi untuk meningkatkan penarikan
dana masyarakat.
Pasar
modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan
suatu negara. Hal ini dimungkinkan Karena pasar modal merupakan wadah
yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat
untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat
melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan
baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin lama makin
dikurangi. Selain itu , perusahaan-perusahaan dapat menarik dana pinjaman
jangka panjang dengan menerbitkan obligasi . Sedangkan untuk dan equity dengan
menjual saham. Dalam kondisi yang lain karena batasan leverage, suatu
perusahaan tidak dapat memperoleh pinjaman dari bank.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di
tarik rumusan masalah sebagai berikut : bagaimana peran pasar modal terhadap
pembangunan ekonomi Indonesia ?
C.
TUJUAN
Dari penjelasan latar belakang dan rumusan
masalah di atas, penulisan ini bertujuan untuk mengetahui peranan pasar modal
dalam proses pembangunan ekonomi di Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PASAR MODAL
Pasar
modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi
para investor
selain alternatif investasi lainnya, seperti : menabung di bank, membeli
emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak
sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor
dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen
melalui jangka panjang seperti obligasi,
saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan
dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara
efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.
Undang-Undang
Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal
sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan bursa efek.
Menurut
Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan
swasta. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat
hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat
hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan
dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi
adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti
penyertaan dari perusahaan. Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu
sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan
surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu
pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham,
obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para
perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4).
Dilihat
dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga
merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak
kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat. Pasar Modal memiliki peran penting
bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu
pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh
dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan
modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat
untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa
dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing
instrument.
B.
PENGERTIAN
PEMBANGUNAN EKONOMI
Pembangunan
ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai
dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu Negara.
Sumitro
(1994) mendefinisikan pembangunan sebagai “suatu transformasi dalam arti
perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi diartikan sebagai
perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang meliputi perubahan pada
perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk
susunan ekonomi. Menurut penulis, pemahaman Sumitro ini terkait dengan
pandangan Arthur Lewis (1954) tentang pentingnya transformasi struktur ekonomi
pertanian ke struktur ekonomi industri dalam upaya menuju pertumbuhan (dalam aspek
ini pengertian pertumbuhan asosiatif dengan pembangunan) ekonomi.
Budiman
(1995) membagi teori pembangunan ke dalam tiga kategori besar yaitu teori
modernisasi, dependensi dan pasca-dependensi. Teori modernisasi menekankan pada
faktor manusia dan budayanya yang dinilai sebagai elemen fundamental dalam
proses pembangunan. Kategori ini dipelopori orang-orang seperti
(a)
Harrod-Domar dengan konsep tabungan dan investasi.
(b)
Weber dengan tesis etika protestan dan semangat kapitalisme,
(c)
McClelland dengan kebutuhan berprestasi,
(d)
Rostow dengan lima tahap pertumbuhan.
(e)
Inkeles dan Smith dengan konsep manusia modern.
(f)
Hoselitz dengan konsep faktor-faktor non-ekonominya.
Menurut
Todaro (2003: 28) pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad
suatu masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin – melalui serangkaian kombinasi
proses sosial, ekonomi, dan institusional – demi mencapai kehidupan yang serba
lebih baik. Karena itu, proses pembangunan di semua masyarakat paling tidak
harus memiliki tiga tujuan inti, yaitu:
pertama,
peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai macam barang
kebutuhan hidup yang pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan
perlindungan keamanan. Kedua, peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa
peningkatan pendapatan, tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan
kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas
nilai-nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak hanya untuk
memperbaiki kesejahteraan materiil, melainkan juga menumbuhkan harga diri pada
pribadi dan bangsa yang bersangkutan. Ketiga, perluasan pilihan-pilihan
ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan.
Mengacu pada berbagai definisi pembangunan di
atas, maka para ekonom merumuskan ukuran-ukuran keberhasilan pembangunan.
Dudleey Seer dalam Todaro (2003) merumuskan ukuran-ukuran keberhasilan
pembangunan sebagai berikut: a) Tingkat ketimpangan pendapatan; b) Penurunan
jumlah kemiskinan; c) Penurunan tingkat pengangguran. Ketiga ukuran
keberhasilan di atas jika disimak lebih dalam adalah menuju satu sasaran akhir
yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat berarti menurunnya kemiskinan (Amir, 2007: 147).
C.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PEMBANGUNAN EKONOMI
Ada
beberapa faktor yang memengaruhi pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya
faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan
faktor nonekonomi.
Faktor
ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah
sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau
kewirausahaan.
Sumber
daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah,
keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi
pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah
bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut
juga sebagai proses produksi).
Sumber
daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah
dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan
seberapa besar produktivitas yang ada.
Sumber
daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan
modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya
modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Faktor
nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan
politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
D.
PASAR MODAL SEBAGAI SALAH SATU PENUNJANG
PEMBANGUNAN EKONOMI
Keberadaan
pasar modal dalam perekonomian modern sudah tidak dapat terelakkan lagi bagi
seluruh negara di dunia ini, tidak terkecuali di Indonesia. Tingginya
permintaan akan barang dan jasa akibat dari semakin banyaknya umat manusia di
dunia ini membuat perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa dan
perdagangan, harus mampu memenuhi semua order yang diinginkan masyarakat
dunia secara global. Di Indonesia, negara yang masuk dalam kategori negara
berkembang, kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa sangat tinggi. Hal ini
dibuktikan dengan makin banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan
di Indonesia, baik domestik maupun asing, karena pangsa pasar yang potensial
ada di Indonesia.
Pasar
modal dapat menjadi salah satu alternatif jitu dalam pengembangan pembangunan
ekonomi di Indonesia. Keberadaannya yang semakin berkembang semakin membuktikan
bahwa pasar modal semakin dibutuhkan sebagai bagian dari realisasi pemerintah
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat baik barang maupun jasa. Kebutuhan
perusahaan dalam hal modal dapat terealisasikan manakala perusahaan tersebut
berkecimpung di pasar modal Indonesia.
Pasar
modal memiliki posisi yang sangat penting dan vital dalam perkembangan
perekonomian Indonesia. Kemajuan teknologi serta tingginya arus globalisasi
membuat pasar modal Indonesia dapat menjadi icon pasar modal Asia
Tenggara. Perkembangan pasar modal tersebut tidak akan dapat terealisasikan
apabila tidak ada dukungan dari pemerintah dan masyarakat bagi pasar modal
Indonesia. Peran pemerintah dapat berupa menciptakan stabilitas politik dan
hukum, stabilitas iklim investasi Indonesia, dan sebagai pelindung dalam
pelaksanaan kegiatan ekonomi. Sementara masyarakat dapat berpartisipasi dengan
menginvestasikan sahamnya di pasar modal.
Secara
umum, ada tiga cara alternatif investasi bagi masyarakat Indonesia dewasa ini.
Ketiga alternatif tersebut adalah tabungan, asuransi, dan invetasi pasar modal.
Invetasi di pasar modal memiliki risiko yang tinggi (high risk) namun
memberikan keuntungan yang tinggi pula (high return). Dengan
berinvestasi di pasar modal dalam bentuk saham, kebutuhan perusahaan akan modal
(selain obligasi) akan terealisasikan sehingga perusahaan dapat meningkatkan
produktivitasnya dan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Selain itu,
masyarakat dapat mempunyai hak milik perusahaan dalam bentuk persentase saham
sehingga hal ini mendorong pemerataan pendapatan masyarakat.
Indikator
pembangunan ekonomi sudah dijelaskan di atas dengan demikian pasar modal dapat
menjadi salah satu indikator pembangunan ekonomi. Hal-hal berikut:
1. Peningkatan kualitas produksi
Setiap perusahaan yang berkecimpung di pasar modal
tentunya akan memiliki dana tambahan saat investor menanamkan sahamnya dalam
perusahaan tersebut. Perusahaan, baik dalam menghasilkan barang maupun jasa,
akan mampu meningkatkan kualitas output atau produksinya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat pada umumnya. Dengan adanya penambahan biaya
produksi maka akan menambah jumlah output dan akirnya mampu membukukan high
profit sehingga berimbas pada kemajuan perekonomian Indonesia.
2. Kenaikan persentase jumlah GNP lebih besar
daripada persentase kenaikan jumlah penduduk.
Penduduk Indonesia yang kurang lebih berjumlah 220 juta
jiwa semakin mengukuhkan pentingnya keberadaan pasar modal di Indonesia. Jumlah
emiten yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta baru berjumlah 353 perusahaan.
Jumlah ini besar kemungkinan akan semakin bertambah mengingat semakin
dibutuhkannya investasi bagi perusahaan. Output yang dihasilkan
perusahaan menjadi tolok ukur perhitungan GNP Indonesia. Tingginya GNP menjadi
indikator bahwa pendapatan nasional suatu negara juga tinggi. Untuk mencapai
totalitas yang tinggi atas pendapatan nasional, perusahaan perlu untuk go
public dan hal ini akan dicapai apabila pemerintah mampu merangsang
pengusaha untuk mau terdaftar di bursa. Pasar modal menjadi jawaban apabila
pemerintah hendak mencapai kenaikan persentase GNP yang lebih besar daripada
kenaikan jumlah penduduk. Jumlah emiten harus semakin bertambah sehingga
investor semakin memiliki banyak pilihan untuk berinvestasi dan dapat mendiversivikasikan
portofolio sahamnya. Hal tersebut sudah dibuktikan di negara maju seperti
Amerika Serikat yang kemajuan perekonomiannya ditunjang oleh pasar modal. Dan
hasilnya dapat dilihat, penduduknya sejahtera, rendahnya angka kemiskinan, dan
majunya sektor-sektor lainnya seperti pendidikan dan kesehatan karena
pemerintahnya mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif.
3. Peningkatan GNP disertai perubahan
struktur ekonomi tradisional menjadi modern, serta ditandai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Struktur ekonomi Indonesia jelas sudah beranjak menjadi
modern. Hal ini dibuktikan dengan adanya uang sebagai alat tukar, munculnya
perbankan, dan tentunya keberadaan pasar modal. Harus diakui bahwa pasar modal
Indonesia masih kalah dengan pasar modal di Singapura dan Jepang. Hal ini
dibuktikan dengan nilai indeks harga saham gabungan yang masih jauh bila
dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Namun hal tersebut tetap bukan
menjadi alasan untuk menghalangi posisi pasar modal sebagai salah satu
institusi kemajuan pembangunan perekonomian Indonesia. Keberadaan pasar modal
di Indonesia, yang mekanisme pencatatan dan perdagangannya sudah computerize,
dapat berhasil seiring dengan perkembangan teknologi. Perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedang dalam proses untuk menapaki
peningkatan GNP dari tahun ke tahun serta ditandai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, lagi-lagi peran pemerintah sangat
diperlukan dalam mengelola pasar modal Indonesia, dalam hal ini Menteri
Keuangan dan Bapepam, sehingga iklim investasi semakin mudah dilakukan dan aman
dalam pelaksanaannya. Kemudahan investasi ini dapat dilakukan dengan
menciptakan instrumen baru dalam investasi dan regulasi peraturan di reksadana.
Sementara situasi keamanan dalam hal ini tidak hanya keamanan yang bersifat
emosi dan fisik, tapi juga situasi keamanan keuangan seperti laju inflasi yang
terkendali dan stabilitas nilai tukar rupiah.
4. Kenaikan GNP disertai peningkatan
kesejahteraan masyarakat, pemerataan pendapatan, dan pertumbuhan penduduk.
Pemerintah manapun di dunia ini pasti menginginkan
masyarakatnya sejahtera. Beberapa indikatornya antara lain rendahnya
kemiskinan, tingginya konsumsi, serta pemerataan pendapatan. Pasar modal hadir
sebagai sebagai salah satu alternatif peningkatan kesejahteraan masyarakat,
pemerataan pendapatan, dan pertumbuhan penduduk. Seperti yang telah diungkapkan
pada pembahasan sebelumnya, perusahaan yang berkecimpung di pasar modal (dalam
hal ini BEI) akan memberikan kontribusi besar bagi peningkatan GNP dalam hal
totalitas produksinya. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
karena kebutuhan konsumsi mereka terpenuhi. Contohnya layanan perbankan yang
memadai, jaringan telekomunikasi yang lancar, dan banyak contoh lainnya. Selain
itu, apabila masyarakat dapat berinvestasi di pasar modal, maka keuntungan dari
penjualan saham pada saat bullish market dan pembagian dividen akan
menciptakan pemerataan pendapatan masyarakat. Dalam hal ini, pemerataan
pendapatan bukan dihitung dari pendapatan individual karena hal itu sulit untuk
terjadi. Tapi pemerataan pendapatan ini didapat dari rasio antara GNP dan
jumlah penduduk. Pada dasarnya, investasi di pasar modal membutuhkan modal yang
sangat besar. Selain itu, untuk berinvestasi hendaknya jangan menggunakan uang
yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Robbert Ang dalam bukunya
tentang pasar modal mengatakan, “If you still need the money to finance your
kid’s study, don’t invest in capital market”. Namun masih ada salah satu
instrumen pasar modal yang dapat digunakan masyarakat apabila dana yang
dimilikinya tidak begitu besar, yaitu reksadana. Umumnya, reksadana diartikan
sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal
untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Reksadana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksadana dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Selain itu reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan
peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian dan penjelasan di atas dapat di ketauhi bahwa peran pasar modal
sangat penting dalam hal pembangunan ekonomi nasional. Hal ini di karenakan
dengan adanya pasar modal maka pembiayaan-pembiayaan untuk pembangunan dapat
tersedia dengan baik. Pada pangsa produksi modal merupakan salah satu factor
penentuan keberhasilan dan pengembangan suatu perusahaan. Dengan adanya pasar
modal maka dengan mudah perusahaan mendapakan modal untuk usahanya dengan cara
menjual saham ataupun obligasi.
Dengan menjual saham atau obligasi ke bursa
efek, maka perusahaan memperoleh modal yang di butuhkan. Saham atau obligasi
menjadi salah satu aspek sumber permodalan peusahaan. Sumber
daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah. Pembentukan modal
dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal
berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Dengan
meningkatnya perusahaan yang bergabung ke pasar modal maka perusahaan tersebut
memberikan andil yang besar terhadap perekonomian Negara. Yang di analisis
sebagai berikut : . Perusahaan dengan modal yang besar maka dapat memproduksi
barang dan jasa yang lebih banyak banyak pula. Hal ini akan berakibat semua kebutuhan masyarakat akan
terpenuhi. jika perusahaan-perusahaan besar banyak berdiri maka
jumlah tenaga kerja yang di serap akan meningkat pengguran akan berkurang.
Karena banyak yang bekerja maka akan banyak pula orang-orang yang akan membeli
barang atau jasa sehingga meningkatkan GnP Indonesia. Meningkatnya gnp yang di
ratakan akan membewa perubahan besar pada perekonomian keluarga. Sehingga pada
akirnya pembangunan ekonomi dapa tercapai dengan baik.
B.
SARAN
1.
Perlu adanya
studi lebih mendalam dan survey lapangan
mengenai peran pasar modal terhadap pembangunan ekonomi.
2.
Perlunya pemerataan hasil dari dampak adanya
pasar modal kepada seluruh masyarakat guna menaikan perekonomian keluarga
mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Jep
vol 7, no. 2, 2002
Jurnal ekonomi pembangunan kajian ekonomi negara berkembang hal: 181 – 186,2006.
Arsyad, lincolin. 2004. Ekonomi
pembangunan, cetakan ke-2, yogyakarta: bagian penerbitan sekolah tinggi
ilmu ekonomi ykpn.
Kasmir,2008. Bank dan Lembaga keuangan lainnya edisi revisi, Jakarta
:rajagrafindo persada
Sukirno,sadono, 2004. Makro ekonomi teori pengantar edisi ketiga, Jakarta :rajagrafindo
persada.
Rosyidi, Suherman, 2005. Pengantar teori ekonomi, Jakarta :rajagrafindo persada.
Nopirin,1992. ekonomi moneter buku satu edisi 4, yogykarta : BPFE
Jurnal Departemen keuangan republik Indonesia, Badan pengawas pasar modal dan lembaga
keuangan. Cetak biru Edukasi masyarakat Di bidang pasar modal Dan lembaga
keuangan non bank. Jakarta.
Jurnal keuangan dan moneter volume 3 nomor 3 desember 2006, peran pasar
modal Indonesia dalam memenuhi target investasi repelita.
Jurnal social ekonomi pembangunan tahun II no.4 november 2011.
Jurnal papebam. Panduan investasi di pasar modal Indonesia.
Post a Comment